Frankielen Padilha
BANJARMASINPOST.CO.ID – Sebuah kisah mengharukan datang dari Brasil.
Dilansir dari usatoday.com, Frankielen da Silva Zampoli Padilha (21) menderita stroke yang membuat otaknya mati.
Sedihnya, saat itu, Frankielen tengah hamil sembilan minggu dan mengandung bayi kembar.
Dokter di Rumah Sakit Nosso Senhora do Rocio, tempat Frankielen dirawat, mengatakan kepada suami Frankielen, Muriel, bahwa ada kemungkinan si kembar tidak bisa bertahan.
Trauma yang dialami Frankielen terlalu berat untuk ditangani.
Keluarga sempat pasrah dan bersiap memutus semua dukungan hidup untuk Frankielen dan si kembar.
Namun keajaiban nyatanya datang.
Setelah Frankielen dinyatakan mati otak, 123 hari setelahnya embrio si kembar tumbuh subur di dalam rahim Frankielen.
Dan setelah 9 bulan, akhirnya Frankielen mampu melahirkan si kembar melalui operasi caesar.
Si kembar dinyatakan sehat tapi prematur. Mereka akan dirawat secara intensif selama tiga bulan.
Sementara sang ibu, Frankielen, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Sekarang, si kembar akan tinggal bersama ayahnya dan nenek mereka, ibu Frankielen, Angela Silva.
“Saya sangat bangga dengan anak perempuan saya,” cerita Silva.
“Saya sangat sedih kehilangan dia tapi dia telah berjuang sampai akhir. Melindungi anak-anaknya yang cantik dan memberi mereka kehidupan sampai akhirnya dia meninggal.”
Kasus Frankielen ini menjadi kasus dalam sejarah medis bahwa ada otak wanita hamil yang mati bisa mendukung kehidupan lain di rahimnya.
Dilansir dari usatoday.com, Frankielen da Silva Zampoli Padilha (21) menderita stroke yang membuat otaknya mati.
Sedihnya, saat itu, Frankielen tengah hamil sembilan minggu dan mengandung bayi kembar.
Dokter di Rumah Sakit Nosso Senhora do Rocio, tempat Frankielen dirawat, mengatakan kepada suami Frankielen, Muriel, bahwa ada kemungkinan si kembar tidak bisa bertahan.
Trauma yang dialami Frankielen terlalu berat untuk ditangani.
Keluarga sempat pasrah dan bersiap memutus semua dukungan hidup untuk Frankielen dan si kembar.
Namun keajaiban nyatanya datang.
Setelah Frankielen dinyatakan mati otak, 123 hari setelahnya embrio si kembar tumbuh subur di dalam rahim Frankielen.
Dan setelah 9 bulan, akhirnya Frankielen mampu melahirkan si kembar melalui operasi caesar.
Si kembar dinyatakan sehat tapi prematur. Mereka akan dirawat secara intensif selama tiga bulan.
Sementara sang ibu, Frankielen, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Sekarang, si kembar akan tinggal bersama ayahnya dan nenek mereka, ibu Frankielen, Angela Silva.
“Saya sangat bangga dengan anak perempuan saya,” cerita Silva.
“Saya sangat sedih kehilangan dia tapi dia telah berjuang sampai akhir. Melindungi anak-anaknya yang cantik dan memberi mereka kehidupan sampai akhirnya dia meninggal.”
Kasus Frankielen ini menjadi kasus dalam sejarah medis bahwa ada otak wanita hamil yang mati bisa mendukung kehidupan lain di rahimnya.
0 komentar:
Posting Komentar