IJ ditolong warga. Foto: Samarinda Pos/JPNN
jpnn.com, SAMARINDA - IJ (19) mendapatkan perlakuan yang sangat tak manusiawi dari sang suami HR, Jumat (21/4).
Wanita yang sedang hamil dua bulan itu diseret menggunakan motor.
Beruntung, warga Jalan Sejati, Sungai Kapih, Sambutan, Samarinda itu langsung ditolong para tetangga.
Sedangkan HR berhasil melarikan diri karena konsentrasi warga tercurah pada IJ.
Warga tak bisa mengejar HR yang saat itu mengendarai sepeda motor.
Warga lantas membawa IJ ke Pos Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Kelurahan Sungai Kapih.
Setelah itu, mereka membawa IJ ke RSUD AW Sjahranie.
"Saya memang sudah lima hari pisah ranjang. Karena saya diusir. Jadi untuk sementara tinggal di rumah ibu saya di Sungai Kapih," ucap IJ.
Meski disakiti, IJ enggan berpisah dengan HR. Apalagi, IJ tengah mengandung.
"Namun, dia tadi (ketika kejadian) tidak mengakui saya istrinya dan janin di perut saya ini anaknya.
Saya sudah bersumpah kalau janin ini anak dia. Saya berani tes DNA," ujar IJ.
Saya sudah bersumpah kalau janin ini anak dia. Saya berani tes DNA," ujar IJ.
IJ mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari HR.
"Suami saya itu punya kebiasaan main judi. Kalau pulang suka marah-marah. Saya dipukul," tutur IJ.
IJ juga mengaku sempat memprotes karena tak dijemput saat dirinya berada di rumah orang tuanya.
"Dia lalu datang dan marah-marah, bilang kalau saya bukan istrinya dan tidak usah lagi ganggu dia," ucap IJ.
IJ yang tak ingin rumah tangganya kandas di tengah jalan mencoba membujuk HR.
Namun, HR malah hendak meninggalkan IJ.
"Saya pegang besi di belakang motor dia supaya dia tak pergi. Namun, dia tetap gas motornya sehingga saya terseret," lanjut IJ.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ilir Ipda Purwanto menjelaskan, tindakan awal adalah membawa IJ ke rumah sakit.
"Yang utama adalah keselamatan korban dan calon bayinya. Kami juga sudah menyarankan untuk mengadu, kepada korban maupun keluarganya. Kami menunggu apakah nantinya melapor atau tidak," kata Purwanto. (oke/nha)
0 komentar:
Posting Komentar