Umat Islam tidak diajarkan untuk menyerang orang lain, tetapi juga tidak diajarkan untuk diam saja apabila diserang, walaupun diserang secara keroyokan oleh lima orang sekaligus, seperti yang terjadi usai pemeriksaan terhadap Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab di markas Polda Jabar, Bandung, Kamis 12/1/2017.
Seperti pernyataan Habib Rizieq seusai keluar dari Polda Jabar, pemeriksaan berlangsung dengan baik dan semua pertanyaan penyidik yang secara aneh mempermasalahkan soal thesis Habib Rizieq saat studi S-2nya di Malaysia juga bisa dijawab oleh beliau dengan baik.
Sejak pagi sekitar dua puluh ribu umat Islam hadir untuk mendukung, mengawal dan menjemput Habib Rizieq. Mereka semua tidak rela apabila Habib Rizieq ditahan atas kasus yang jelas-jelas meripakan kriminalisasi, terlalu dipaksakan oleh penguasa itu.
Namun ternyata musuh-musuh FPI tidak diam diri begitu saja. Untuk memberi kesan bahwa tidak semua umat Islam di Jawa Barat mencintai Habib Rizieq, maka mereka mendatangkan sekitar 300 sampai 400an orang preman bayaran yang menamakan dirinya GMBI, dan beberapa ormas kecil lainnya.
Di kalangan puluhan ribu umat Islam yang hadir, beredar dugaan bahwa ratusan preman itu memang sengaja didatangkan oleh pihak kepolisian setempat, dengan berdasar pada pengakuan beberapa preman itu sendiri.
Sedari pagi, para preman itu selalu berusaha memprovokasi massa umat Islam. Seperti memang sudah ditugaskan alias ada yang menyuruh. Misalnya saat pagi hari disaat massa umat Islam belum berdatangan, mereka mengganggu beberapa umat Islam yang baru hadir.
Begitupun saat siang hari disaat jumlah massa umat Islam sudah mencapai tiga kali lipat lebih dari jumlah mereka. Mereka terus berusaha keras untuk memprovokasi dan hasilnya ratusan umat Islam sudah ada yang terpancing dan mendekati kubu mereka.
Namun lucunya setiap massa muslim mulai mendekat untuk menjawab tantangan mereka, massa preman langsung mundur. Tetapi saat umat Islam diam, mereka kembali memprovokasi. Begitu seterusnya.
Sampai usainya pemeriksaan dan Habib Rizieq Shihab pulang, alhamdulillah massa umat Islam tidak terpancing. Hal ini nampaknya membuat massa preman dan aktor intelektualnya menjadi sangat kesal.
Karena disinyalir mereka sudah sangat ngebet ingin mengusahakan terjadinya bentrokan hebat supaya bisa dijadikan alasan untuk menyerang massa umat Islam sebagai massa brutal dan anarkis.
Selain itu juga untuk menyudutkan dan memfitnah FPI dan puluhan kamera wartawan sudah siap untuk mendokumentasikan hal itu, tentu untuk kepentingan busuk dan licik mereka.
Akhirnya disaat Habib Rizieq Shihab sudah pulang meninggalkan lokasi, dan sebagian besar massa umat Islam sudah ikut pulang dan membubarkan diri, para preman bayaran nan pengecut itu barulah berani kembali mengganggu.
Ketika massa umat Islam di depan Polda Jabar sudah tinggal sedikit, massa preman langsung menimpuki umat Islam dari belakang. Tidak itu saja, umat Islam yang asik sedang makan di Rumah Makan Ampera, yaitu Ustadz Umar Ali tak luput jadi sasaran pengeroyokan mereka.
Walaupun ada yang memakai tatto macan, nyatanya jiwa para preman keroyokan itu tidak lebih berani dari anak atau bahkan cucunya kucing. Dan foto ini telah membuktikannya. Lihatlah betapa Umar Ali seorang diri, melawan sedikitnya lima orang massa preman yang mengeroyoknya.
Namun Umar sama sekali tidak gentar untuk menghadapi para begundal keroyokan nan pengecut itu. Umar tidak takut, dia tidak kabur, tetapi dia melawan kelima orang pengeroyoknya walaupun akhirnya dia terdesak dan terluka. Tetapi Umar telah menunjukkan bahwa ia adalah seorang muslim sejati, ia adalah laki-laki.
Sementara lima orang pengeroyoknya telah sukses dengan gilang gemilang menunjukkan kepada seluruh dunia, bahwa mereka cuma laki-laki KTP alias sejatinya mereka hanyalah banci penakut.
sumber : Pekanews
0 komentar:
Posting Komentar