KASUS LANGKA: Wakapolres Kukar Kompol Andre Anas (tengah) dan Kanit I Subdit IV Cyber Crime Polda Metro Jaya Kompol Joko Handono (kanan) saat memberi keterangan pers di Tenggarong, Senin (8/4) kemarin. Foto: Rrifqi/Kaltim Post/JPNN
jpnn.com, KUTAI TIMUR - Alasan DA melakukan live streaming seks dengan anak kandungnya sungguh di luar akal sehat.
Warga Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Timur, Kalimantan Timur itu hanya melampiaskan imajinasi seksualnya.
"Jadi, tersangka ini mencari kepuasan fantasi saat berhubungan badan,” kata Kanit I Subdit IV Cyber Crime Polda Metro Jaya Kompol Joko Handono, Senin (8/5).
Joko mengungkapkan, DA menggunakan aplikasi Skype untuk merekam adegan panasnya dengan sang anak.
Namun, DA selalu menggunakan nama samaran.
"Untuk live streaming menggunakan Skype ini baru pertama kali kami temukan di Indonesia,” imbuh Joko.
Menurut Joko, pelaku lain biasanya menggunakan Facebook atau WhatsApp (WA).
"Jadi, dari live streaming ini, dia mempertontonkan adegan mesum tersebut ke komunitas pedofilia di sejumlah negara secara bersamaan. Mereka juga saling chat di sana," tambah Joko.
Selain itu, DA juga bergabung dengan 25 grup WhatsApp yang berisi ratusan pedofilia dari berbagai negara.
Di antaranya, Brasil, Afganistan, Meksiko, Peru, Kostarika, Argentina, Bolivia, Yaman, Amerika Serikat hingga Chili.
Rekaman adegan panas yang dilakukan dengan para bocah tersebut juga dikirim ke puluhan grup WA itu.
0 komentar:
Posting Komentar