BARANG BUKTI: Polisi menunjukkan laptop dan telepon seluler milik tersangka. Perangkat elektronik itu menyimpan ribuan video berkonten pornografi yang diperankan anak-anak dari berbagai negara. FOTO: RIFQI/KALTIM POST/JPNN jpnn.com, KUTAI TIMUR - Warga Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Timur, Kalimantan Timur digegerkan dengan kasus pedofilia.
Kasus itu melibatkan ayah berinisial AG (41) dan anak kandungnya, DA (17).
Sejumlah fakta menggemparkan terkuak setelah polisi menangkap AG akhir pekan lalu.
Berikut beberapa fakta mencengangkan itu.
1. Pencabulan terjadi sejak DA berusia dua tahun
Perbuatan asusila yang dilakukan AG terhadap DA benar-benar di luar akal sehat.
DA dicabuli sejak usia dua tahun. Namun, saat itu, DA dan AG tak melakukan hubungan badan.
Mereka baru melakukan hubungan badan ketika DA menginjak usia sebelas tahun.
Perbuatan itu terus berlanjut hingga DA beranjak remaja.
Selama ini, ibu DA tak mengetahui kejadian memilukan tersebut.
Sebab, DA dan AG melakukan persetubuhan ketika ibu korban sedang pergi atau tidur.
"Jadi, aktivitas tersangka ini terendus setelah anggota kami melakukan patroli cyber crime. Dari sebuah akun, kami mencurigai aktivitas seseorang asal Kaltim yang ditengarai aktif mengirimkan video berkonten porno. Saat kami cek, ternyata memang benar, pemilik akun tersebut berada di Kembang Janggut, Kukar," terang Kanit I Subdit IV Cyber Crime Polda Metro Jaya Kompol Joko Handono, Senin (8/5).
2. Ditonton di beberapa negara
AG memiliki imajinasi seksual yang kebablasan. Dia nekat merekam adegan panasnya dengan DA menggunakan aplikasi Skype.
Hubungan badan itu bisa disaksikan komunitas pedofilia di berbagai negara lewat live streaming.
Di antaranya, komunitas pedofilia di Brazil, Afganistan, Meksiko, Peru, Argentina, Bolivia, Yaman, Amerika Serikat hingga Chile.
AG juga mendapat imbalan video serupa dari para anggota komunitas itu.
3. Dilakukan di rumah yang disediakan perusahaan
Sebagai asisten kepala sebuah perusahaan kelapa sawit, AG mendapat fasilitas rumah.
Namun, dia justru menggunakan rumah itu untuk berbuat asusila.
Beberapa rekan kerja AG tak menyangka pria 41 tahun itu memiliki perilaku seks menyimpang.
“Kalau acara family gathering di kantor, dia selalu datang dengan keluarganya. Saya sama sekali tidak mengira jika AG ini ternyata seperti itu. Benar-benar ada kelainan jika memang tersangkut kasus ini,” kata salah satu teman AG kepada Kaltim Post, Selasa (9/5).
4. Dapat imbalan video panas dari komunitas pedofilia dunia
AG menjadi anggota beberapa grup WhatsApp (WA) yang berisi pedofil di beberapa negara.
Dia selalu merekam hubungan badannya dengan DA lalu mengirimkannya ke komunitas itu.
Sebagai imbal balik, AG juga mendapat video panas sejenis.
"Jadi, korban yang dipaksa melakukan hal tersebut dengan orang tuanya, tidak lagi menolak. Kami juga harapkan agar korban ini dilakukan pemulihan secara psikologi secara khusus. Kami harap pemerintah bisa ikut terlibat dalam kasus ini,"
terang Kanit I Subdit IV Cyber Crime Polda Metro Jaya Kompol Joko Handono, Senin (8/5).
5. AG punya ribuan koleksi film panas anak-anak
Berdasarkan hasil penelusuran tim Cyber Crime Polda Metro Jaya, selama ini AG merekam adegan mesum bersama korban menggunakan sebuah ponsel merek OPPO.
Hasil rekaman tersebut disimpan di sebuah laptop merek Acer Aspire yang di dalamnya terdapat 12.640 file.
Sebanyak 7.011 di antaranya merupakan file video pornografi anak.
6. Kasus pertama di Indonesia
Modus AG menggunakan Skype untuk merekam hubungan badan dengan DA merupakan hal baru di Indonesia.
Selama ini, pelaku lain kerap menggunakan media sosial lain seperti Facebook dan WhatsApp.
Jadi, dari live streaming ini, dia mempertontonkan adegan mesum tersebut ke komunitas pedofilia di sejumlah negara secara bersamaan. Mereka juga saling chat di sana," terang Kanit I Subdit IV Cyber Crime Polda Metro Jaya Kompol Joko Handono, Senin (8/5).