Jika kritikan ke pemerintah dianggap makar, maka dikhawatirkan makin banyak warga yang ditangkap aparat kepolisian. Pasalnya, banyak warga melontarkan kritikan ke pemerintah di media sosial (Medsos) ataupun grup WhatsApp.
"Kalau di sosial media, baru obrolan di sosial media, saya khawatir kalau dianggap makar, banyak sekali orang yang ditangkap ya, itu yang saya khawatirkan," ujar Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Prof Ibnu Hamad di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12/2016).
Menurut dia, kritikan ke pemerintah berbeda dengan makar. Dikatakannya, jika makar biasanya ada pertemuan yang merencanakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
"Misalnya ini kita punya grup (WhatsApp), ininya 50 orang, kita diskusi mengkritisi pemerintah segala macam, satu grup nanti diciduk semua, padahal kita sudah posting ke grup yang lain, saya khawatir begitu," katanya.
Diketahui, sejumlah tokoh dan aktivis sempat ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dugaan makar. Adapun mereka yang dituduh makar itu di antaranya Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, Adityawarman, Ratna Sarumpaet, Firza Huzein, Eko Suryo, Alvin, dan Rachmawati Soekarnoputri.
Terakhirnya, salah satu pendiri PAN sekaligus Direktur Eksekutif Institute Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) Hatta Taliwang ditangkap di kediamannya, Kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, sekitar pukul 01.30 WIB, Kamis 8 Desember 2016. Mantan anggota DPR itu pun ditahan Polda Metro Jaya dengan kasus dugaan makar. (sindonews)
0 komentar:
Posting Komentar