Pasukan rezim Asad telah dilaporkan melakukan eksekusi massal, kekerasan seksual dan membakar mayat di jalan-jalan Aleppo timur.
Pasukan rezim Asad dan sekutu milisinya telah menewaskan sedikitnya 80 orang, membakar hidup-hidup empat perempuan dan sembilan anak, media lokal Aleppo24 melaporkan pada Selasa (13/12/2016).
Dilaporkan juga bahwa sebanyak 60 pejuang oposisi dan warga sipil ditembak dalam sebuah penembakan massal di depan umum di kabupaten Bostan al-Qasr, Killasah dan al-Firdaus.
Shahid Ayan Halab, outlet berita lokal yang lain, mengatakan bahwa kondisi di kota itu bagai “kiamat” dengan mayat-mayat yang menumpuk di jalan-jalan dan di bawah reruntuhan bangunan yang telah hancur dibom.
Perempuan-perempuan diperkosa di pos pemeriksaan rezim di depan suami dan anak-anak mereka.
PBB pada Selasa (13/12) mengatakan pihaknya telah menerima laporan bahwa setidaknya 82 pembunuhan warga sipil dengan gaya eksekusi, termasuk perempuan dan anak-anak, telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Juru bicara Ahrar al-Sham, di akun Twitternya menyamakan kekejaman yang sedang berlangsung di Aleppo dengan pembantaian Srebrenica tahun 1995.
“#Aleppo adalah #Srebrenica baru di zaman kita, darah berada di tangan semua orang yang menonton dan tidak melakukan apa pun,” katanya.
Beberapa aktivis di kota itu telah memposting ucapan selamat tinggal yang mengerikan di media sosial saat pasukan rezim mulai semakin mendekat.
“Kami mungkin tidak dapat mengirim pesan lagi, saat pasukan rezim semakin dekat dan semakin dekat, serta serangan udara yang menjadi lebih intens,” kata reporter OGN News, Bilal Adul Kareem di tweet video.
Lina Shamy mengatakan: “Kami di sini menghadapi genosida di kota Aleppo yang terkepung. Ini mungkin video terakhir saya. Lebih dari 180 orang telah dieksekusi di lapangan di daerah-daerah yang baru-baru ini diambil alih oleh geng Asad dan milisi yang mendukung mereka.”
0 komentar:
Posting Komentar