Featured Post

loading...

Jumat, 16 Desember 2016

Korban Terus Berjatuhan, Jogja Darurat “Klitih”

Klitih mungkin masih terdengar asing bagi kita yang tak tinggal di Yogyakarta. Namun, bagi masyarakat ataupun pendatang yang pernah tinggal di Yogya, Klitih memiliki arti yang cukup kelam. 

Terlebih lagi setelah kematian Adnan Wirawan, seorang pelajar kelas X di SMA Muhi Yogyakarta.
Adnan merupakan pelajar asal Kota Semarang yang tinggal di Yogya untuk menuntut ilmu karena Yogya dikenal sebagai Kota Pelajar. Namun naas, pada Senin (12/12/2016) Adnan tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang tak dikenal di Desa Nglantheng, Imogiri. 

Akibat penyerangan tersebut, Adnan menderita luka tusuk yang melukai ginjal dan livernya. Sayangnya, ketika akan dilakukan operasi, Adnan terlebih dahulu dipanggil oleh Sang Pencipta.
Peristiwa ini tentu membawa duka mendalam bagi masyarakat Jogja, khususnya keluarga yang ditinggalkan. Hingga kini, masih satu pelaku yang berhasil diamankan pihak berwajib. 


Setelah insiden mengenaskan ini, muncul beragam postingan di blog maupun forum mengenai kesaksian korban. Beberapa sumber mengatakan aksi Klitih telah meneror Yogyakarta selama 2 tahun terakhir.
Awalnya, Klitih merupakan geng atau kelompok remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Merekapun hanya menyerang orang-orang yang dianggap sebagai musuh sekolah mereka.

Dalam penyerangan mereka biasa bertanya “Cah ngendi kowe !! (Anak mana kamu)” untuk memastikan bahwa korban mereka berasal dari sekolah yang mereka jadikan musuh, mirip seperti tawuran antar pelajar.
Namun, beberapa waktu belakangan, kenakalan remaja ini makin ekstrim, tak sedikit Mahasiswa, warga, ataupun wisatawan yang menjadi korban. 

Tak main-main, mereka selalu membawa senjata tajam seperti pisau, parang, pedang, gir, samurai, bahkan air soft gun saat melakukan penyerangan. 

Kini masyarakat Yogya meminta agar ada tindakan tegas untuk pelaku penyerangan tersebut. Bahkan, beredar beberapa tulisan yang meminta agar pelaku Klitih di tembak di tempat.
Banyak pula yang menyebut “Iki Jogja Sanes San Andreas” karena menganggap aksi remaja ini ditiru dari game Grand Thef Auto Sans Andreas. 

BACA SUMBER
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

loading...
Diberdayakan oleh Blogger.
Featured Posts

Most selected posts are waiting for you. Check this out

Stats

Comments

Recent Posts

loading...

Video

Find us on Facebook

LIke Us

Popular Posts

Blog Archive

Featured Post

Mahasiswa Pemasang Poster 'Garudaku Kafir' Menyesali Perbuatannya

Garudaku Kafir TRIBUNEWS.COM, SEMARANG - Rektor Universitas Diponegoro, Yos Johan Utama, memerintahkan Dekan Fisip memproses penempel po...

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support